Pages

Senin, 19 Oktober 2015

Kisah yang tak tersampaikan III

Kisah yang tak tersampaikan III
Ditengah hiruk pikuk kelas, aku masih menyempatkan membaca syair syair itu. Syair yang ditulis oleh seseorang. Yang membuat aku penasaran dan selalu ingin tau kelanjutannya.Aku membaca kata-kata itu dengan senyuman kecil. Aku tau, kata-kata itu bukan untukku, kata-kata itu mungkin saja untuk orang yang bisa membuatnya menangis. Untuk orang yang selalu dia cari, dan dia tanyakan kepadaku saat bertemu denganku. Tapi aku senang karena bisa melihatnya bahagia.  Aku merasa bak seperti manusia terbodoh di dunia ini. Aku malu dengan diriku sendiri, karena mata pelajaran yang aku suka, ada yang belum bisa aku kuasai.  Aku tidak mau menampakkan kelemahanku kepada orang lain. Karena sejak kecil aku terbiasa untuk tidak menampakkannya dan hanya berusaha memperlihatkan kelebihanku. Namun, waktu berpihak lain. Di langit masih ada langit, Semenjak sd aku sudah terbiasa menjadi yang terbaik. Tapi di bangku kuliah ini, aku merasakan hal yang berbeda. Karena semua yang berada disini adalah orang-orang hebat yang berjuang untuk meraih impiannya. Sementara aku malah masih berleha leha. Aku merasa semakin tertinggal. Aku terpuruk. Sejenak aku berdiam diri, Aku berfikir, apa yang salah denganku? Apa saja yang aku lakukan selama ini? Hanya berbuat sesuatu yang menuju kearah kesia-siaan belaka.
 Di keluargaku, aku dididik mandiri, keras, penuh tanggung jawab. Karena memang tujuannya adalah agar  aku dapat tahan banting menghadapi dunia yang keras ini. Kehidupan itu keras kawan... Ya, aku memang menyadarinya, karena aku pun pernah merasakan hal yang sama, yang pernah dirasakan oleh anak-anak jalanan bersama sahabatku. Kami berjalan menyusuri jalan yang terik, menjajakan dagangan tugas bioteknologi yang harus kami jual demi memperoleh nilai akhir. Dan sejak saat itu, aku pun mulai menyadari bahwa hidup itu tak semudah yang kita harapkan.
Mungkin bila kamu terlahir dari keluarga yang kaya raya, yang bisa merasakan lezatnya makanan enak setiap harinya, yang bisa berekreasi dengan keluarga yang lengkap nan bahagia .. Kamu tidak akan bisa merasakan apa yang kami rasakan. Apa yang kami perjuangkan demi sesuap nasi.  Kalian yang terlahir dari keluarga yang berada, malah terlena dengan dunia yang fana ini. Tidak pandai bersyukur, suka mengeluh dengan permasalahan-permasalah kecil. Lihatlah kami wahai kawan. Jangankan berekreasi, untuk makan pun aku harus rela mengantarkan dagangan yang berat ke sekolah sd sebelum kuliah. Bangun pagi, dan membereskan segalanya. Selesai kuliah, istirahat sebentar lalu bangun ditengah letihnya tubuh ini dan mulai memaksakan diri membuka mata, berjalan menuju pedagang agen untuk dagangan esok hari. Tugas  ini hanya sampingan yang diberikan orang tuaku. Namun aku merasa masih belum bisa berbakti kepada kedua orang tuaku. Terutama ibuku. Ibu yang merawatku, Ibu yang mengkhawatirkan aku disaat aku sakit. Dan ibu yang sangat luar biasa yang perannya mengalir dalam denyut-denyut nadiku.
Terkadang aku iri kepada kawan –kawan diluar sana. Yang bisa merasakan rekreasi dan hangatnya keluarga. AAAHHHH. Bila aku  seperti  ini, sama saja aku tidak mensyukuri nikmat tuhan yang maha kuasa. Mungkin dengan diberikannya semua ini, aku bisa lebih menghargai semuanya. Mungkin saat ini aku berada dibawah. Tapi aku percaya bahwa roda kehidupan akan berputar selama kita masih berusaha.
Sejenak dalam diamku. Aku melupakan segala hal tentang tugas, cinta, dan segala permasalahan hidup ini. Aku hanya terfokus kepada tuhan. Yang memberi aku jalan, yang memberikan aku kesempatan untuk bisa membanggakan orang tuaku. Dalam diam aku menangis. Ya Allah.. apa yang telah aku lakukan selama ini..Aku terjatuh. Aku bersimpuh. Aku rapuh, dihadapan tuhan yang maha segala galanya. Aku merasa seakan akan aku adalah manusia paling berdosa saat ini. Aku tak tau harus berkata apa. Didalam benakku terlukis dua orang hebat yang selalu ada bersamaku walaupun kini sebagian waktuku tidak lagi kugunakan bersama dengan mereka. Ya, kedua orang tuaku. Aku rindu saat saat dimana kita bisa tertawa lepas bersama, saat saat dimana kita bisa menghilangkan segala beban hidup.
Namun semua itu hanyalah kenangan belaka. Dunia ini keras. Bila kamu tidak bisa mengimbanginya, maka kamu akan jatuh. Memakan atau dimakan. Tak menyerah atau kalah. Semua itumemang hukum alam kawan... Tetapi, jangan pernah lupakan indahnya persahabatan ketika kita sedang bertempur, jangan sampai menyakiti teman sendiri. Jangan pernah.. karena suatu saat kita pasti membutuhkan teman. Tanpa teman ataupun sahabat, hidupmu akan terasa hampa. Serasa hidup di kota mati, tanpa bersosialisasi, aku bisa berkata seperti ini, karena memang aku pernah merasakan hal serupa seperti ini.








Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Domo-kun Confused